Majelis Ta'lim Ummahat Kembali Aktif: Menyiram Hati yang Lama Gersang dengan Nasihat dan Zikir
Hati manusia laksana tanah. Jika
tidak disiram dengan nasihat dan ilmu, ia akan kering, gersang, bahkan mati. Di
tengah kehidupan dunia yang penuh cobaan, rutinitas yang melelahkan, dan godaan
hawa nafsu yang terus-menerus menghampiri, hati kita butuh tempat untuk berlabuh,
tempat untuk mendapatkan cahaya, arah, dan kekuatan. Majelis ta'lim adalah
salah satu bentuk rahmat Allah yang menjadi jalan penyelamat hati. Ia tempat
kita mendengar ayat-ayat Allah, nasehat para guru, dan berkumpul dalam
kebaikan. Tanpa itu semua, hati perlahan akan hancur, dan hidup kita pun
kehilangan arah.
Oleh karena itu, kembalinya
aktivitas Majelis Ta’lim Ummahat Attaqwa Nurul Fahmi setelah lama vakum sejak
bulan Sya’ban menjelang Ramadhan lalu, menjadi kabar gembira yang patut
disyukuri. Dengan izin Allah, kegiatan rutin ini kembali digelar pada hari
Jum’at, 11 Juli 2025, dalam suasana yang penuh semangat dan haru.
Biasanya majelis ini berlangsung
di depan rumah pimpinan majelis, Ustadzah Hj. Mimin Mu’minah, Lc., MH., namun
pada momen pembukaan kali ini, lokasi dipindah ke teras (fasad) Masjid Attaqwa
Nurul Fahmi, memberi nuansa baru yang lebih terbuka dan menyejukkan. Kegiatan
dimulai pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB, diikuti dengan antusias oleh para
ummahat dari berbagai penjuru.
Acara dibuka dengan pembacaan
Asmaul Husna, disusul lantunan Surat Yasin dan dzikir bersama yang menggema
penuh kekhusyukan. Sebagai penanda semangat baru, dalam pembukaan kali ini juga
diadakan pembacaan kisah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diiringi merdu oleh tim
rebana Majelis Ta'lim Ummahat Attaqwa Nurul Fahmi, menambah kehangatan dan
semangat kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Tausiyah pada kesempatan tersebut
disampaikan oleh Ust. Fitrian Nabil, Lc., yang menyampaikan dua nilai utama
untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia ini, yaitu:
1. Qana’ah (Merasa Cukup)
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah
kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah kekayaan
hati.” Qana’ah adalah sikap menerima dan merasa cukup atas apa yang Allah
berikan. Hidup tidak akan pernah tenang jika kita terus membandingkan diri
dengan orang lain. Namun, dengan qana’ah, seseorang akan hidup lebih jauh
lebih tenang, tidak mudah iri, dan lebih banyak bersyukur.
2. Tawakkal (Berserah Diri
kepada Allah)
Tawakkal adalah menyerahkan
segala urusan kepada Allah setelah berusaha maksimal. Tawakkal bukan berarti
pasrah tanpa usaha, tapi menyerahkan hasil dari setiap ikhtiar kita kepada
Allah. Dari awal beramal dan bekerja, kita niatkan karena Allah, jaga ibadah di
sepanjang prosesnya, dan pasrahkan hasil akhirnya kepada-Nya. Bila cara hidup
seperti ini kita terapkan, maka Allah akan mencukupi kita dengan keberkahan,
bahkan bila hasil tidak seperti harapan, tetap yakin bahwa Allah menyimpan
sesuatu yang lebih baik di waktu yang lebih tepat.
Acara ditutup dengan doa bersama,
memohon kepada Allah SWT agar Majelis Ta'lim ini menjadi wasilah turunnya
rahmat, kekuatan iman, dan keteguhan dalam meniti jalan yang diridhai-Nya.
Kegiatan ini bukan sekadar
rutinitas mingguan, tapi ruang spiritual yang menyelamatkan hati dari kerasnya
dunia, memperkuat ukhuwah, dan menumbuhkan semangat menjadi pribadi dan ibu
yang lebih baik. Semoga Majelis Ta’lim Ummahat ini terus istiqamah dan
berkembang menjadi cahaya ilmu di tengah masyarakat.